Sejarah Pulau Kelor, Kepulauan Seribu
Pulau ini sangat kecil, karena ukuranya yang kecil itu penduduk setempat mengibaratkanya pulau ini selebar daun kelor, lalu pulau ini di kenal dengan Pulau Kelor. Tidak di pungkiri jika Pulau ini dilihat dari atas seperti daun, orang belanda mengenalnya sebagai Pulau Kherkof, entah apa artinya. Di sisi pulau yang agak lebar, disitulah benteng Martello berdiri, sementara disisi pulau yang lain, yang agak sempit hanya tanah datar dan pasir putih serta ditumbuhi semak semak.
Benteng Martello ini cukup luas, bangunan bundar yang sekarang ada hanyalah pusat atau titik tengah dari keseluruhan benteng, masih ada tembok besar berjarak 100 meter dari pusatnya yang mengililingi menara utama, tetapi karena proses abrasi, kini bibir pantai hanya berjarak beberapa langkah saja dari benteng Martello yang tersisa, bekas-bekas tembok yang ada sebagian sudah rubuh dan teronggok begitu saja di pantai, sebagian lagi bahkan sudah terendam air laut, untunglah sekarang sudah dibangun beton beton penahan ombak sehingga diharapkan tidak lagi terjadi abrasi.
Bentuk Benteng Martello yang bundar menguntungkan pihak Belanda dalam mempertahankan daerah kekuasaan mereka. Apalagi saat itu mereka ditunjang oleh senjata yang dapat bergerak melingkar 360 derajat. Benteng ini merupakan salah satu korban terjangan tsunami akibat letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883.
Nah sekian dulu ya sobat keong cerita tentang sejarah Pulau Kelor, nantikan cerita selanjutnya, Pesan saya jika sobat keong berkunjung di tempat wisata jangan lupa untuk menjaga kebersihan, Jangan banyak mengharap kepada Indonesia karena kewajiban menjaga dan melestarikan dan merawat indonesia itu kewajiban dari diri kita masing-masing. Salam Ngeong
terimakasih atas infonya
ReplyDeleteSerem juga baca cerita nya, pasti banyak kuburan bekas korban jajahan Belanda dulu tuh. hiiihh
ReplyDeleteDownload/Watch Deadpool (2016)