Sejarah Beji Kuwarasan, Kebumen
Pada saat itu saya di ajak keluarga untuk pulang desa dengan tujuan menjenguk nenek perempuan dan ziarah kemakam kakek saya yang di makamkan di dekat desa. Desa ibu saya berada di Desa Karangkembang, Kecamatan Alian, Kebumen. Berangkat lah saya satu keluarga bersama Bapak, Ibu, kakak, dan adik saya untuk menuju ke desa di mana ibu saya di lahirkan. Biasanya kita kalo pulang desa waktu lebaran berhubung waktu itu libur kerja kali ini kita pulang ke desa tidak pas waktu lebaran.
Selesai nya berdoa di karenakan cuaca mendung saya dan keluarga bergegas turun. Perjalanan turun pun Ibu dan kakak saya pun bercerita tentang situs Cagar budaya Beji Kuwarasan yang terletak di lereng pegunungan tepatnya di bawah makam ada bukit kecil di situ lah lokasi situs Cagar Budaya.
Karena saya merasa penasaran saya bertanya kepada ibu apa itu beji Kuwarasan. Ibu dengan semangat menceritakan situs ini. Beji Kuarasan yang punya arti nama beji adalah sumur atau belik, atau sumber air. Jadi Beji Kuwarasan kurang lebih berarti sebuah belik yang airnya bisa membuat orang sehat.
Nah setelah mendengar cerita ibu saya pun penasaran langsung saja saya suruh kakak saya mengantarkan saya ke lokasi Beji Kuarasan itu berada. Karena Bapak sama Ibu saya sudah keburu-buru takut hujan turun, Bapak dan ibu memutuskan turun dari gunung untuk langsung menuju ke bawah dan menunggu ku di mobil.
Sesampai nya di atas saya menemukan papan bertuliskan Benda Cagar Budaya Beji Kuarasan yang terlihat masih cukup bagus kondisinya, Bertuliskan denda dan pidana bagi mereka yang merusak atau merubah lingkungan sekitarnya atau membawa pergi dari tempat yang seharusnya.
Setelah melihat lihat lokasi dan situs Cagar budaya saya membuka penutup lubang beji kuarasan untuk membuktikan apakah benar di dalam lubang kecil itu terdapat air yang menurut cerita tak akan habis walaupun musim kemarau. Ketika saya membuka batu itu ternyata di dalam lubang terdapat air.
Adik pun memberikan botol dan saya pun mencoba mengambil air dan ternyata air itu bisa saya ambil lalu saya minum dan saya membagikan air tersebut kepada adik dan kakak saya karena mereka juga ke hausan hhe. setelah meminum air tersebut saya menutup kembali lubang itu dengan batu seperti semula dan tak lupa saya mendokumentasikan perjalanan ini.
Pesan saya Jangan pernah menelan mentah-mentah dari sejarah. menurut saya untuk mencapai keberasilan dan kesuksesan kita harus berusaha, ibaratkan air di Beji Kuarasan itu untuk menuju kesana aja kita harus butuh perjuangan setelah sampai kita harus menimba air dengan gelas kecil yang kira-kira kedalaman air dua sampai tiga meter, yang lubang Beji Kuarasan sebesar botol gimana caranya kita bisa ambil air, maka dari itu untuk mencapai apa yang kita inginkan nikmati prosesnya, dan jangan pernah menyerah untuk terus berusaha mewujutkan apa yang kita inginkan.
Nah Sobat jangan lupa kalo berkunjung ketempat ini tetap hormati budaya dan adat, jangan lupa juga jaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan. Salam Ngeong sampai ketemu di cerita selanjutnya
Wonderful article and pictures, nice to read about your experience, however I hope next time you will use a more widely used language so your international readers can also keep up.
ReplyDelete