Trip Keong Wisata Hutan Magrove Desa Bedono, Demak
Halo #SobatKeong ketemu lagi dengan saya, kali ini saya akan menceritakan #MingguNgeong edisi ke lima. Minggu ngeong kali ini berada di wilayah Dukuh Tambaksari Desa Bedono Kecamatan Sayung, Demak. Ada apa aja sih disana?? Langsung saja yuk simak ceritanya...
Minggu ngeong kali ini saya tidak sendiri, saya di temani oleh teman-teman dari KPA TRISALA dari pojok kanan itu namanya mas satria, mas anik, mas gono, saya, mbak eka, mas abdul, mas ipeng, mbak pantes. untuk mengunjungi wisata Hutan Mangrove.
Rencana awal kami adalah mau surve lokasi pesisir yang terkena dampak abrasi terparah di daerah pesisir. setelah menyusur pesisir di daerah demak dan sekitarnya, ternyata yang paling parah di daerah desah Dukuh Tambak Sari Desa Bedono.
Setelah melihat-lihat lokasi kami memutuskan menemui kepala desa untuk mencari data-data yang di perlukan untuk mengadakan konservasi mangrove di area sekitar yang terkena dampak abrasi terparah. Kepala Desa merespon niat baik kami untuk mengadakan penanaman mangrove yang di laksanakan pada tanggal 17 Agustus 2014.
Kepala Desa setempat memberi tahu kami sekitar kurang lebih sekitar 200 hektar daratan yang hilang terkena abrasi. Dan menyarankan untuk melihat-lihat kondisi desa yang terkena dampak abrasi, dan memberitau kami bahwa di desa ini ada wisata Hutan Mangrove dan Wisata religi yang biasa di kenal makam terapung.
Merasa penasaran, setelah mendapatkan data-data yang kita butuhkan kami meminta ijin untuk melihat Wisata Hutan Mangrove dan Wisata Religi Makam apung, yang tak jauh dari rumah kepala desa tersebut.
Akses untuk menuju Wisata Huntan Mangrove sekarang dipermudah dengan telah dibangunnya jalan darat, di samping alternatif menggunakan perahu. Akses menuju lokasi kini telah dibangun jalan setapak sepanjang 1.359 meter dengan lebar 2 meter dan setinggi dua meter di atas air. "Ibarat jembatan yang membelah laut.
setelah saya melihat-lihat kondisi mangrove diarea sekitar ternyata banyak tanaman mangrove yang mengalami stres. kemungkinan kalo mangrove ini tidak ditanggulangi akan banyak dataran yang akan hilang karena dampak abrasi yang dari tahun ke tahun semakin membahayakan.
Selepas hutan mangrove ternyata ada makam terapung, sebuah makam ulamayang bernama Syeikh Abdullah Mudzakir. Yang menarik, makam ini merupakan satu-satunya bangunan yang tersisa di antara rumah-rumah desa yang sudah tenggelam oleh air bah lautan.
Menurut cerita, dulu di daerah pesisir barat Demak ini ada sebuah desa yang dihuni sekitar 150 kepala keluarga. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, air laut pasang telah menenggelamkan perkampungan ini. Kampung tersebutpun akhirnya direlokasi (bedol desa), ke daerah lain. Saat ini, tersisa sebuah komplek makam yang masih tegak berdiri seakan menantang ombak lautan. Makam tersebut terletak sekitar 2 kilometer dari pesisir pantai desa Bedono Kecamatan Sayung Demak. Selain makam tersebut, ada beberapa penduduk yang masih tetap bertahan di dekat makam tersebut. Mereka membangun rumahnya di dalam hutan mangrove, dengan bentuk bangunan panggung.
Nah, Sekian dulu cerita saya tentang Minggu Ngeong kali ini kalo #SobatKeong mau ikut partisipasi dalam acara penanaman Mangrove yang diadakan oleh KPA TRISALA pada tanggal 17 Agustus 2014 bisa langsung menghubungi mas atau mbak yang saya sebut diatas.
Yuk selamatkan daerah pesisir dari ancaman abrasi Kalo Bukan Kita Siapa Lagi.
itu kalau mau ke makam, ada jembatanya ya gan ??
ReplyDelete